Akrab dengan Matahari?



‘Mandi’ sinar matahari saat liburan boleh saja, namun jangan lupa untuk menggunakan tabir surya. Sebab, paparan sinar matahari adalah ancaman bagi kulit. Maksud hati ingin mendapatkan kulit tan yang berkilau sehat setelah berlibur, namun jika tidak dilindungi, alhasil kulit malah menjadi bermasalah.

Tak hanya itu, banyak anggapan salah tentang paparan sinar matahari terhadap kulit. Bahwa kulit kering lebih mudah berkerut dibanding kulit berminyak bila terkena sinar matahari, ternyata tidak benar. Penyebab utama kulit mudah berkerut adalah terpaan sinar matahari yang berlebihan sehingga bisa menimbulkan penuaan dini. Hal ini terjadi juga pada kulit berminyak. Satu-satunya pencegahan aman yang terbukti ampuh adalah mengoleskan tabir surya. Oleh sebab itu, jangan anggap enteng penggunaan tabir surya untuk kecantikan dan kesehatan kulit.

JANGAN LUPA LAGI!
Sinar ultraviolet atau UV terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan tingkat paparannya, yaitu:
• UV A.
Paparan sinarnya dapat langsung menembus ke dalam kulit, sehingga dapat mengakibatkan penuaan dini, bahkan kanker kulit.
• UV B.
Dapat menggelapkan warna kulit dan membuat kulit mengalami sunburn atau terbakar.
• UV C.
Paparan sinarnya membaur dengan atmosfer bumi.

MITOS & FAKTA
Mitos 1: Makin tinggi SPF sebuah produk dan makin mahal harganya, berarti makin efektif bagi perlindungan kulit.
Fakta 1: Tidak benar. Harga mahal bukan patokan, level
SPF yang efektif adalah yang sesuai kebutuhan dan diaplikasikan dengan tepat. SPF dengan angka yang tertera di belakangnya bertujuan sebagai pengukur berapa lama kulit Anda dapat terlindungi di bawah paparan matahari. Misalnya, tipe kulit Anda akan menggelap saat berada di luar selama 10 menit. Maka, jika Anda menggunakan produk dengan SPF 15, kulit Anda dapat terlindungi 15 kali lebih lama atau sekitar 150 menit. Berarti, untuk pemakaian sehari-hari, SPF 15 sudah cukup. Sementara SPF 30 atau lebih, baik untuk kulit yang sangat sensitif atau saat beraktivitas di daerah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi, seperti pantai.

Mitos 2:
Pemilik kulit warna gelap tidak perlu lagi meng­gunakan tabir surya.
Fakta 2: Tidak benar. Kulit gelap memiliki banyak pigmen melanin yang merupakan tabir surya alami. Melanin meresap ultraviolet dan mengubahnya menjadi panas dan mencegah rusaknya sel kulit. Sedangkan pada kulit putih, seperti ras Kauskasia, hanya memiliki sedikit melanin sehingga lebih rentan. Maka, makin putih kulit seseorang dianjurkan menggunakan tabir surya dengan SPF lebih tinggi dibanding pemilik kulit gelap. Jadi, apa pun warna kulit Anda, selama berhubungan dengan paparan sinar matahari, tetap perlu perlindungan tabir surya.

Mitos 3: Pada produk yang tertera waterproof, pemakaian tabir surya tidak perlu dilakukan berulang.
Fakta 3: Tidak benar. Tidak ada tabir surya yang benar-benar waterproof. Water resistant bisa, namun pemakaiannya tetap harus diulang dalam beberapa jam, tergantung jenis produk tabir surya yang digunakan. Jangan teperdaya oleh tulisan pada kemasan yang menjanjikan perlindungan sepanjang hari. Bahkan, produk dengan SPF 50 sekalipun butuh pengaplikasian ulang dalam 2 jam, apalagi jika berenang atau berolahraga yang mengeluarkan banyak keringat. Dianjurkan, saat berenang selama satu jam, keringkan tubuh dengan handuk, lalu oleskan kembali sunscreen secara merata.

Mitos 4: SPF 30 memiliki perlindungan dua kali lebih efek­tif dari pemakaian SPF 15.
Fakta 4: Tidak benar. Tabir surya dengan SPF 15 memiliki perlindungan 93% terhadap sinar UV B, sementara SPF 30 memiliki perlindungan 97% terhadap sinar UV B. Bedanya hanya sedikit. Perlu diketahui bahwa SPF 2 saja sudah memiliki 50% perlindungan terhadap sinar UV B. Jadi, penggunaan krim dengan SPF 5 saja sebenarnya sudah cukup. Tetapi, bila aktivitas Anda sangat padat di luar ruangan, SPF 15-30 akan mengamankan kulit dari risiko kanker kulit di kemudian hari.

Mitos 5: Saat cuaca mendung, tidak perlu menggunakan tabir surya.
Fakta 5: Tidak benar. Walaupun cuaca mendung, gumpalan awan tetap tak mampu menahan sinar UV yang dapat mengakibatkan sunburn. Anda tetap dapat terkena paparan sinar matahari, karena sinar UV dapat memantul melalui air, bahkan pasir.

sumber: www.femina-online.com

Minggu, 06 Juni 2010

Bahaya, Dengar Musik Lewat Earphone (2)

Fakta menarik lain adalah orang-orang dengan trauma bising ternyata lebih sering mengalami gangguan pendengaran khususnya pada frekuensi tinggi.

Gambaran audiometrik rekam pendengarannya menunjukkan gambaran takik (notch/penurunan) pada frekuensi 4000 Hertz. “Ini yang membuat orang awalnya tidak merasa, karena frekuensi pembicaraan kita sehari-hari ada di antara 500 – 2000 Hertz. Sehingga, ketika mengobrol biasa, rasanya tidak ada gangguan. Baru setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui terjadi penurunan yang tajam pada frekuensi 4000 Hertz. Sebagian besar kasus gangguan pendengaran akibat bising ditemukan pada saat medical check up,” jelas Budi.

Tentu, jika ini tidak segera ditangani, penurunan pendengaran akan terjadi di semua frekuensi, tak hanya pada frekuensi tinggi 4000 Hertz. “Kalau tadinya hanya di 4000 Hertz, lama-lama terjadi takik di semua frekuensi alias tuli.”

Telinga Berdenging
Apa, sih, gejala trauma bising? Menurut Budi, hampir 90 persen kasus menunjukkan gejala telinga berdenging (tinnitus), lho.

Denging yang dialami ini ada dua macam, yaitu denging nada tinggi seperti bunyi pesawat dan nada rendah seperti bunyi air conditioner (AC).

Dua-duanya bisa terjadi dan ini biasanya disertai gangguan pendengaran. Seringkali, yang terjadi adalah cocktail party deafness atau tuli di keramaian.

Pada saat berada di tempat yang ramai, orang sulit mendengar karena fungsi cochlea menurun. Bising di latar belakang akan sangat mengganggu kualitas penerimaan bunyi oleh cochlea. Misalnya, ketika berada di mal, ia akan bingung karena tidak bisa mendengar.

Sebetulnya, kasus trauma bising ini bisa dicegah 100 persen. Yang pertama dengan upaya promotif preventif. Caranya, waspada terhadap bising di sekitar kita. Misalnya pakai perangkat pemutar musik tapi tak perlu disetel dengan volume (tingkat suara) penuh.

Atau, ketika orang tua mengajak anak-anak ke mal, sebaiknya perhatikan seberapa bising tempat tersebut. Jika memang terlalu bising, sebaiknya tak perlu berlama-lama. “Kita harus menghindari atau mengurangi paparan bising secara aktif.”

Yang tak kalah penting adalah kesadaran para pemilik tempat usaha, seperti mal. Ada baiknya mereka mengukur kebisingan ruangan (sound level meter) dan mengumumkannya kepada pengunjung.

Efek trauma bising sendiri ada dua, yaitu temporer dan permanen. Pada trauma bising temporer, dengan istirahat cukup, fungsi telinga bisa dipulihkan. Namun, trauma bising permanen sulit disembuhkan.

Akan tetapi, lebih baik kita mencegah daripada mengobati, kan?

Awasi Si Kecil
Orang tua sebaiknya waspada ketika mengajak anak bermain ke lingkungan atau tempat bermain yang bising.

Mereka harus memperkirakan berapa tingkat kebisingan tempat tersebut. Jika terlalu bising, sebaiknya tak perlu berlama-lama atau pakaikan earplug ke telinga anak. Di rumah, perhatikan apakah anak mengalami gangguan pada pendengarannya.

Yang paling mudah adalah pada saat anak menonton teve. “Biasanya, ibu-ibu di rumah lebih peka. Kalau anak cenderung mendekat ke layar teve atau volumenya diperkeras oleh anak, orang tua sebaiknya waspada, karena bisa jadi ini merupakan gejala dini terjadinya gangguan pendengaran pada anak,” kata Budi.

Jika anak memang gemar sekali mendengarkan musik lewat earphone, biasakan agar memasang volume dalam keadaan tak penuh.

Jangan sampai anak tetap mendengarkan musik sampai tertidur dengan pemutar musik masih menempel di telinga. Ini sangat berbahaya bagi pendengarannya.

sumber: www.tabloidnova.com

Bahaya, Dengar Musik Lewat Earphone (1)

Memakai earphone berlama-lama ternyata bisa mengganggu pendengaran, lho. Kenapa dan bagaimana mengatasinya?

Telinga manusia ternyata memiliki struktur dan fungsi yang luar biasa. Selain proses menghantarkan bunyi sehingga kita bisa mendengar, di dalam telinga juga terdapat proses untuk mengurangi paparan bising.

“Secara otomatis, telinga memiliki kemampuan untuk meredam suara yang keras menjadi tidak bermasalah bagi pendengaran,” kata Dr. A. Budi Sulistya, Sp. THT dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Namun, telinga juga memiliki batas kemampuan untuk mendengar, sehingga dosis atau batas berapa lama ia boleh terpapar bunyi tertentu tidak boleh melebihi dosis.

Misalnya, untuk bunyi letusan senapan yang memiliki intensitas sekitar 110 desibel dan frekuensi yang cukup tinggi, telinga hanya boleh terpapar tidak lebih dari 30 detik.

Lebih dari itu, maka risiko terjadinya penurunan fungsi pendengaran atau trauma bising akan menjadi lebih besar.

“Intinya, telinga memiliki kemampuan yang terbatas untuk mendengar suara pada intensitas tertentu. Semakin tinggi intensitasnya, telinga hanya boleh mendengar dalam waktu singkat,” lanjut Budi seraya menambahkan dosis ini berlaku untuk semua usia.

Beberapa tempat atau kegiatan tertentu ternyata juga memiliki intensitas dan frekuensi bunyi yang bisa membahayakan pendengaran jika terlalu lama terpapar.

Bahkan, referensi menunjukkan bahwa pusat-pusat kebugaran yang kerap memutar musik dengan volume tinggi juga menyimpan risiko terjadinya trauma bising bahkan ketulian. Profesi sebagai pilot atau mereka yang bekerja di bandara berisiko lebih besar. Karena, bising pesawat terbang memiliki intensitas yang sangat besar, yaitu 145 desibel. Coba bandingkan dengan bunyi letusan senapan di atas.

Kenapa? Jika intensitas suara lebih dari dosis yang diperkenankan, maka akan terjadi gangguan pada rumah siput (cochlea), di mana di sini terjadi proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. Sel-sel rambut getar yang harusnya mentransimi suara mekanik menjadi rusak.

Bentuk rumah siput kita unik, seperti bentuk dua setengah lingkaran. Frekuensi tinggi ada di sebelah kiri, dan rendah di kanan. Jadi, kebalikan dari piano. Nah, rambut getar bertugas mengubah bunyi sesuai dengan frekuensinya, baik tinggi, sedang atau rendah.

Lima Menit Per Hari
Lifestyle yang modern juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan pendengaran. Belum lagi lingkungan kita yang ternyata penuh dengan kebisingan.

Sebagai contoh, pusat permainan di mal-mal yang ternyata sangat bising. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bising ruangan di tempat tersebut berkisar antara 40-60 desibel.“Ini cukup tinggi. Anak yang bermain di tempat tersebut mempunyai paparan bising yang besar, sehingga ada risiko menderita trauma bising atau gangguan pendengaran akibat bunyi yang sangat keras (noise-induced hearing loss),” kata Budi.

Risiko Pemutar Musik
Demikian juga dengan pemakaian headset, earphone, MP3 atau MP4 player, dan perangkat pemutar musik portabel lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika alat pemutar musik digital yang disambungkan dengan earphone diputar pada volume optimal atau maksimal (intensitas sekitar 100 desibel), telinga hanya boleh terpapar maksimal 5 menit per hari.

Pada volume 90 persen (90 desibel) hanya boleh terpapar selama 18 menit. Pada volume 80 persen (80 desibel), hanya boleh 1,2 jam dosis maksimal per hari. Dan, pada volume 70 persen (70 desibel), hanya boleh sekitar 4,6 jam maksimal per hari.

“Lebih dari itu, risiko terjadinya trauma bising akan lebih besar. Jadi, sebaiknya dipakai pada volume rendah karena akan lebih safe,” lanjut Budi.

Ingat dengan pepatah yang mengatakan, if it is too loud you are too old? Semakin sering kita mendengarkan bunyi yang terlalu keras, maka usia kita akan jauh lebih tua dari usia sesungguhnya karena pendengaran kita terganggu.
(Bersambung)

sumber: www.tabloidnova.com

Untuk Kesehatan Gigi

Sikat gigi manual

Bila memilih sikat gigi manual, pastikan ujungnya dapat dengan mudah mencapai seluruh daerah di dalam mulut. Untuk anak-anak, pilih ukuran khusus untuk anak-anak dengan bulu sikat yang lembut. Sikat gigi manual sangat tepat digunakan untuk menggosok gigi bagian dalam dan depan.

Sikat gigi elektrik

Bagi penderita arthritis dan yang mempunyai masalah dengan tangan dan bahu, sikat gigi elektrik merupakan pilihan yang tepat. Pada waktu membeli sikat gigi elektrik, pastikan ujungnya lembut dan bulu sikatnya dapat bergerak ke depan dan belakang.

Benang pembersih gigi
Benang pembersih gigi dirancang untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang tertinggal di antara celah-celah gigi. Pastikan memakainya dengan hati-hati agar tidak merusak jaringan gusi. Gerakkan dengan hati-hati benang ke atas dan ke bawah di antara gigi dan batas gusi. Bersihkan di kedua sisi gigi walaupun di sisi lain tidak ada gigi.

Pasta gigi

Pilihlah pasta gigi yang mengandung fluor untuk mencegah gigi berlubang. Untuk anak-anak pilihlah pasta gigi yang mengandung rasa yang biasa digemari mereka. Oleskan sedikit saja saat memakainya.

Obat kumur

Obat kumur berguna untuk membunuh kuman serta bakteri yang dapat menimbulkan lubang pada gigi. Obat kumur yang mengandung fluor dapat membantu pencegahan lubang pada gigi.

Campuran, rasa, dan harga merupakan faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih obat kumur. Banyak obat kumur yang mengandung alkohol yang dapat mengeringkan air ludah /saliva di dalam mulut. Oleh karena itu, tanyakan kepada dokter gigi jenis obat kumur yang bagaimana yang cocok untuk gigi Anda.


sumber : www.tabloidnova.com

Waspadai Dampak AC Dan Kipas Angin

Foto: Ist

Kipas angin dan AC memang memberikan hawa sejuk di dalam sebuah ruangan. Banyak keluarga yang melengkapi rumahnya dengan kipas angin atau AC. Teknologi yang semakin canggih, kini juga dimiliki oleh kipas angin dan AC, dengan adanya self-timer dan remote control. Self timer memudahkan kita mengatur waktu sehingga AC atau kipas angin akan mati sendiri sesuai dengan waktu yang telah diatur. Sedangkan remote control, memudahkan kita menyalakan dan mematikan AC atau kipas angin tanpa perlu beranjak dari tempat duduk atau tempat tidur.

Meskipun demikian, di balik manfaat dan kepraktisannya, kita juga perlu mewaspadai dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan AC atau kipas angin yang terlalu lama, terlalu dingin atau bukan pada tempatnya. Menurut Dr.H. Muljono Wirjodiarjo, Sp.A(K) dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, gangguan yang mungkin timbul antara lain:

* Hipotermia

Pemaparan terhadap udara yang terlalu dingin akan menyebabkan suhu badan menjadi terlampau dingin atau hipotermia. Hipotermia yang terlalu lama akan menimbulkan gangguan pada peredaran darah. Gangguan peredaran darah di bagian tubuh yang penting, misalnya otak, dapat menurunkan kesadaran atau pingsan. Bahkan pada bayi misalnya, dapat menimbulkan kematian yang mendadak (Sudden Infant Death/SID).

Pemaparan udara yang terlalu dingin dapat terjadi karena meletakkan kipas angin yang terlalu dekat, menyetel terlalu kuat dan mengarahkan secara langsung ke tubuh. Kapasitas AC yang terlalu besar bagi ukuran kamar juga dapat menyebabkan penurunan suhu udara yang terlalu dingin.

Anak-anak yang sudah cukup besar dan dapat menyetel kipas angin atau AC sendiri juga perlu dipantau. Bila AC dan kipas angin tidak dilengkapi dengan timer, besar kemungkinan suhu udara yang terlalu dingin akan terpasang terus. Oleh karena itu sebaiknya orang tua memeriksa kamar anak-anak untuk mencegah pemakaian AC atau kipas angin yang terlalu dingin.

Pada musim kemarau seperti sekarang, biasanya terjadi perbedaan suhu udara siang dan malam yang cukup besar. Kita harus ekstra hati-hati karena kipas angin atau AC yang kita anggap sudah disetel dengan cukup, ternyata menjadi terlalu dingin pada saat menjelang pagi karena udara di luar menurun.

Pemaparan hawa dingin pada tubuh yang tidak merata juga tidak baik bagi kesehatan. Pada bayi dan anak, misalnya karena bagian perut dan dadanya terbuka, dapat menyebabkan bagian yang terbuka menjadi lebih dingin dari bagian yang tertutup. Pada bayi, bila kebetulan dia mengompol dan tidak segera diganti popoknya, besar kemungkinan bagian pantat akan menjadi lebih dingin. Pemaparan suhu dingin yang tidak merata pada anak, dapat menyebabkan gejala seperti "masuk angin". Bagian perut yang terbuka, bila terpapar angin atau udara dingin, dapat menyebabkan gejala sakit perut bahkan sampai mencret.

* Pemakaian kipas angin dan AC pasa saat anak sedang sakit.

Anak yang sedang sakit tentu lebih rentan terhadap efek yang ditimbulkan oleh pemakaian kipas angin atau AC yang tidak benar ketimbang anak sehat. Anak yang sedang menderita panas sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang suhunya cukup sejuk agar panas yang berlebihan di dalam tubuhnya dapat dipancarkan keluar tubuhnya. Mungkin anak akan sedikit menggigil karena kedinginan. Bila seperti itu, anak boleh diberi selimut yang tidak terlalu tebal agar pelepasan panas tidak semuanya ditahan oleh selimut. Pada saat panasnya mulai turun seringkali anak akan mengeluarkan banyak keringat. Segera seka keringat tersebut dengan handuk kering, jangan dibiarkan mengering sendiri untuk menjaga agar anak tidak menderita hipotermia.

Bagi anak yang menderita gangguan pernapasan, pemakaian kipas angin dan AC sebaiknya dibatasi mengingat kipas angin menyebabkan debu beterbangan. Sehingga bagi anak yang mempunyai bakat alergi, hal ini bisa mengakibatkan penyakit yang lebih serius. Dalam situasi seperti ini, AC mungkin lebih baik. Tapi AC yang filternya jarang dibersihkan juga dapat mengakibatkan terjadinya debu atau jamur. Perlu diketahui, pemakaian AC dapat menyebabkan udara kamar menjadi kering karena kandungan airnya sudah diambil oleh mesin AC. Bila anak sedang flu dibiarkan menghisap udara kering dalam jangka waktu lama, maka selaput lendir alat pernapasannya akan menjadi kering. Akibatnya dapat mengganggu fungsi pernapasannya. Ini akan berlanjut dengan hidung tersumbat dan mungkin sangat mudah berdarah (mimisan).

* AC mobil

Hal yang perlu diperhatikan pada umumnya hampir sama dengan pemakaian AC di rumah. Namun demikian ada beberapa hal penting untuk diperhatikan. Pertama, periksalah knalpot mobil. Knalpot bocor menyebabkan tersedotnya asap ke dalam mobil melalui AC sehingga dapat mengakibatkan keracunan gas CO2. Walaupun knalpot tidak bocor, hindarilah kebiasaan berada di dalam mobil yang sedang berhenti dengan terus-menerus menghidupkan mesin, tanpa atau dengan memasang AC. Apalagi jika mobil sedang diparkir di tempat tertutup, misalnya di dalam garasi. Asap mobil yang terkumpul di bawah mobil atau di ruangan akan tersedot ke dalam ruangan mobil.

Bila perjalanan cukup jauh atau lama, seperti ke luar kota, untuk menyegarkan udara di dalam mobil, sering-seringlah membuka jendela agar udara segar masuk dan memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dari luar ke dalam mobil.

* AC di tempat umum

AC di tempat umum tidak memungkinkan untuk disetel sesuai kehendak kita. Dalam hal ini kita tidak dapat berbuat banyak kecuali melindungi tubuh anak agar tidak terpapar hawa dingin secara berlebihan. AC di dalam pesawat terbang cenderung disetel dingin sehingga terasa sangat dingin. Dalam keadaan seperti itu, jangan segan-segan meminta selimut kepada pramugari, bila perlu mintalah selimut lebih dari satu helai.

Kelembaban udara di dalam kabin pesawat yang sangat rendah (udara menjadi kering) dapat menyebabkan mata menjadi merah dan terasa pedih. Selaput lendir hidung juga menjadi kering dan tenggorokan menjadi terasa kering dan sakit. Untuk mengatasinya kita dapat meminta handuk basah yang hangat dari pramugari, kemudian hisaplah dalam-dalam udara melalui handuk basah tersebut agar uap airnya dapat membasahi selaput lendir hidung. Lakukan ini sesering mungkin, terutama sangat dianjurkan bagi anak yang mempunyai bakat alergi (rinitis, asma, dll) atau anak yang menderita infeksi telinga yang berulang.

 
chumyeeallalone - Wordpress Themes is proudly powered by WordPress and themed by Mukkamu Templates Novo Blogger